Rabu, 03 Juni 2015

Kritikan Untuk Indonesia

Malang…, itulah nasib Negara ini, Indonesia . Negara dengan jumlah penduduk melimpah dengan wilayah yang sangat luas dengan budaya yang kaya dengan posisi yang strategis dan dengan hasil alam yang melimpah. Sayangnya segala kelebihan itu tak menjamin segala nasib Negara ini. Penderitaan, kemiskinan, kepedihan, dan kesenjangan sosial selalu mewarnai kehidupan Indonesia. Yang lebih memprihatinkan lagi, Indonesia adalah Negara hukum begitu yang ada pada UUD 1945 namun apa yang terjadi? Pada kenyataannya hukum di Indonesia bagaikan barang yang dapat dinilai dengan uang.
            Bayangkan saja seorang nenek yang hanya mengambil kayu di kebun orang lain langsung dituntut dan dibawa ke pengadilan sedangkan seorang koruptor yang mencuri uang rakyat sampai milyaran rupiah bisa bebas di luar sana bahkan jikalau mereka dipenjara pun mereka tetap bisa mendapat kenyamanan yang membuat saya sendiri bingung membedakan dipenjara atau tidak. Begini saja ini dibuat mudah, kayu saja dianggap sangat berarti untuk satu orang lantas bagaimana dengan uang milyaran rupiah yang telah diambil para koruptor yang mana uang itu sangat berarti bagi jutaan orang. Bagaimana bisa Negara yang katanya menjunjung tinggi hukum di setiap pasal di undang-undangnya lebih memilih menghukum orang yang mengambil kayu daripada orang yang telah mengambil nasib jutaan masyarakat yang sangat membutuhkan, sangat menyedihkan…, itu baru satu dari ratusan tidak bahkan ribuan penyimpangan keadilan yang ada di Indonesia, tapi begitulah hukum di Negara ini,
Tajam ke bawah tapi Tumpul ke atas.
            Kemudian tentang kemiskinan. Negara yang sangat kaya akan hasil alam, Negara yang tempo dulu diperebutkan oleh berbagai Negara, Negara yang pernah dijajah oleh 4 negara besar, dan Negara yang punya ratusan pulau dengan tiap SDA dan budaya yang berbeda-beda memiliki masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan seperti makan 3 kali sehari. Lebih dari itu, beberapa masyarakat rela mencuri bahkan memakan makanan sisa orang lain yang telah dibuang ditempat sampah karena kelaparan padahal Indonesia kaya akan hasil pertanian dan perkebunan.
            Meski begitu ada juga orang yang dapat hidup makmur, tidak sedikit pengusaha sukses yang ada di Indonesia. Tetapi masalahnya perbedaan kehidupan sosial antara si kaya dan si miskin sangatlah jauh yang kemudian sering kita sebut dengan kesenjangan sosial. Yang lebih menyebalkan lagi yaitu banyaknya pengaruh asing membuat identitas bangsa Indonesia sebagai Negara agraris mulai luntur. Belakangan ini, beberapa kabupaten di pulau jawa kebingungan karena menurunnya jumlah petani akibat banyak orang yang menganggap menjadi petani tidak bisa menjamin kehidupan mereka, jujur saja hal itu memang benar karena seharusnya pemerintah lebih mengoptimalkan kesejahteraan petani. Hal ini tentu punya dampak yang besar bagi masyarakat di Indonesia mengingat nasi adalah makanan pokok kita.
            Situasi ini benar-benar tak sesuai dengan apa yang diharapkan dan diperjuangkan para pahlawan kita yang terdahulu, mereka merelakan harta, benda, bahkan nyawa demi kemerdekaan negeri ini, tapi apa yang terjadi? Beginikah cara bangsa Indonesia membalas jasa para pahlawan yang telah membebaskan mereka dari penyiksaan dan penjajahan bangsa asing? Akan tetapi semua hal ini tidak semata-mata salah pemerintah semata, rakyat juga ikut andil dalam berbagai kekacauan Negara ini, rakyat di Indonesia ini sudah sangat terpengaruh dengan apa yang disebut dengan harta dan kekuasaan, contohnya saja, rakyat akan lebih memilih wakil rakyat yang member mereka banyak uang sebelum pemilu daripada wakil rakyat yang punya dedikasi tinggi untuk membangun kesejahteraan bangsa, atau ada orang yang mau masuk ke suatu partai yang tidak jelas karena diiming-imingi pangkat dan jabatan yang tinggi di partai itu maupun di pemerintahan sungguh sangat memilukan seolah-olah kehidupan bangsa ini dapat dibeli dengan uang. Orang-orang dalam negeri sendiri saja rela menjual kesejahteraan bangsa Indonesia hanya demi suatu alat pembayaran yang disebut uang, saat ini manusia sudah kehilangan arti uang sebagai alat pembayaran mereka malah mengartikan uang sebagai penguasa kehidupan mereka.
            Saat ini, pemuda-pemuda Indonesia beranggapan bahwa kehidupan bangsa barat lebih mulia daripada kehidupan bangsa timur, padahal tidak begitu. Anggapan itu muncul akibat pengaruh Westernisasi yang mendominasi hampir seluruh kehidupan di dunia, sebenarnya kehidupan bangsa timur tidak lebih buruk dari bangsa barat. Bangsa Timur memiliki ribuan budaya yang lebih bermutu daripada budaya barat dari adanya tarian, kerajinan, adat dan lain sebagai dapat membuat bangsa timur sendiri menjadi bangsa yang budayanya dapat dikenal oleh masyarakat luas. Begitu juga dengan Indonesia entah berapa ratusan tarian dan kerajinan yang ada di Indonesia tidak hanya soal budaya ilmu beladiri di Indonesia juga tidak kalah dengan ilmu beladiri bangsa lain. Ilmu beladiri dari Indonesia adalah Ilmu beladiri khas bangsa melayu yaitu pencaksilat. Pencaksilat sendiri memiliki gaya dan model berbeda-beda di tiap daerah missal perisai diri dari Jawa Tengah, silat harimau dari Sumatra, Silat betawi dari Jakarta dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain sebagai sarana beladiri pencaksilat juga memiliki nilai sacral yang membuat pencaksilat sendiri menjadi budaya yang harus dilestarikan.
            Selain itu Pemuda Indonesia lebih mengagungkan segala sesuatu yang ada di luar negeri. Bisa dibilang semangat Nasionalisme kita sudah luntur termakan jaman. Saya sendiri tidak tertarik untuk masuk ke dunia politik untuk membenahi Negara ini tapi itu bukan karena saya tidak mau tapi itu karena saya takut pada diri saya sendiri, takut apabila saya tidak memenuhi tanggung jawab saya untuk memperbaiki negeri ini, atau mungkin daripada memperbaiki sesuatu yang telah rusak parah lebih baik membangunnya lagi dari nol. Namun ketakutan itu tak berlaku bagi para pemimpin Negara yang telah memutusakn untuk menerima tanggung jawab tersebut tidak peduli apapun alasan mereka tanggung jawab tetap tanggung jawab dan harus dituntaskan.

            Nah, sekian yang dapat saya ungkapkan tentang kehidupan Negara tercinta saya ini, saya mengatakan seperti itu bukan karena saya benci dengan Negara ini melainkan saya hanya ingin Bangsa ini sadar betapa kacau dan memprihatinkannya nasib negaranya. Saat ini saya memang tak bisa melakukan apa-apa selain mengungkapkan sepatah kata ini namun saya harap ini dapat menumbuhkan semangat untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi. Mohon maaf bila ada salah, Terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar